Karya : @YkWaria
Tamara (35 tahun) adalah seorang mantan wartawan infotainmen, yang hidupnya kurang bahagia.
Ia sudah menikah selama lima belas tahun dengan suaminya, Marlon
Sukmandjaya, 42 tahun, yang berprofesi sebagai polisi, namun mereka
belum juga dikarunai keturunan. Tamara dan suaminya tinggal di salah
satu unit Apartemen Sunset Point di pinggir kota. Tepatnya di unit nomor
12 D, di lantai empat. Hari-hari Tamara diisi dengan
menulis artikel, dan menjadi penulis lepas untuk beberapa tabloid gosip
di kota Delta. Hal itu dilakukannya untuk mengusir sepi karena sang
suami sering bertugas ke luar kota atau kerja lembur. Sebetulnya ia
kesepian, dan ingin sekali memiliki anak. Namun semua itu coba
disembunyikannya, dan ia berusaha terlihat bahagia di depan orang
banyak.
Lama kelamaan, Tamara seperti memiliki
kepribadian ganda. Di saat sendiri, ia begitu depresi, skeetis pada
apapun dan siapapun, tidak bahagia, dan iri pada siapapun yang memiliki
keluarga lengkap (dengan anak) atau yang lebih bahagia darinya. Tapi di
saat bersama tetangga dan teman-temannya, Tamara bersikap ramah, begitu
manis, seolah-olah menunjukkan jika dirinya bahagia dan baik-baik saja.
Belakangan
ini, Tamara lebih suka bergosip. Ia tahu hampir semua kisah rumah
tangga atau pribadi tetangganya. Rasa penasarannya begitu tinggi
terhadap hidup orang lain. Kecerdikannya membuatnya semakin liar untuk
mencari tahu kisah hidup orang di sekitarnya. Tanpa disadari, ada
karakter psikopat di dalam dirinya, dan itu semakin liar.
Suatu
hari ia pernah membuntuti Jammy, tetangga sekaligus suami dari
sahabatnya, Maya. Kenapa Tamara membuntuti Jammy? Karena setelah
mendengar cerita Maya tentang sikap aneh suaminya, Tamara menjadi
penasaran apakah benar Jammy berselingkuh. Hingga akhirnya Tamara
melakukan investigasi dan memergoki Jammy masuk ke dalam unit apartemen
Alena, seorang mahasiswi cantik yang tinggal di lantai enam apartemen
Sunseth Point. Bukannya tutup mulut, Tamara malah memberitahu Maya jika
Jammy berselingkuh. Alhasil, dua pasangan itu lalu bercerai
dan kini mereka tak lagi tinggal di Apartemen Sunset Point. Begitu juga
dengan Alena, yang sekarang hidup makmur setelah menjadi isteri keenam
walikota.
Tak
ada penyesalan dalam diri Tamara karena sudah membuat rumah tangga
sahabatnya berantakan. Ia malah sangat bahagia, karena sejatinya itu
yang diinginkan Tamara. Selama ini Maya selalu memamerkan keharmonisan
rumah tanggannya dan juga anak-anaknya yang lucu. Itu sangat membuat
Tamara cemburu.
Kini
satu-satunya sahabat dekat Tamara yang tersisa adalah Larasati, yang
tinggal di unit nomor 7D, satu lantai dengan unit yang dihuni Tamara.
Akhir-akhir ini Larasati bercerita tentang Alan, suaminya yang
berprofesi sebagai arsitek, yang mulai dingin semenjak mereka liburan ke
luar kota dua minggu yang lalu. Tanpa sadar Tamara mulai meracuni
pikiran Larasati dengan teori-teori perselingkuhan. Lama kelamaan
Larasati pun termakan omongan Tamara, dan mulai bersikap skeptis,
curiga, dan posesif terhadap suaminya.
Lalu
di sabtu malam, Marlon, suami Tamara pulang. Mereka bercinta semalaman
untuk melampiaskan hasrat terpendam selama beberapa minggu tak bertemu.
Tapi keesokan harinya, Marlon harus kembali bertugas keluar kota. Saat
mengantar suaminya pergi di depan pintu, Tamara bertemu dengan Rachel,
seorang gadis cantik dan seksi yang berpenampilan seronok. Dia penghuni
baru yang akan tinggal unit nomor 14D, atau lebih tepatnya disebelah
unit yang ditempati Tamara.
“Good
morning Madam! Perkenalkan, namaku Rachel. Aku akan jadi tetangga
barumu. Unit kita bersebelahan. It’s so lucky. Semoga kita bisa menjadi
tetangga yang baik.”Sapa Rachel, dengan suara genitnya. Ia bahkan
mengerlingkan mata, dan menyemburkan asap rokok ke wajah Tamara.
“Oh,
namaku Tamara. Senang berkenalan denganmu.”Balas Tamara dengan sedikit
kikuk, setelah itu ia mengajak suaminya pergi menuju lift.
* * *
Malam
harinya, Tamara yang ditinggal suaminya lembur, menghabiskan waktu
dengan membaca novel lalu menulis artikel di dalam kamarnya yang sepi
dan senyap. Tiba-tiba ia mendengar suara desahan, lenguhan, dan jeritan
vulgar dari balik tembok kamar. Tamara tahu jika suara-suara itu berasal
dari kamar Rachel di unit sebelah. Meskipun mengumpat, “Dasar wanita
jalang”, namun lama-kelamaan Tamara menikmati suara-suara itu dan terus
menguping di dekat tembok. Tamara pun akhirnya ikut terangsang dan mulai
masturbasi sendirian.
Pukul
satu pagi, Bramantyo (38 tahun), laki-laki yang menjadi teman kencan
Rachel malam ini, keluar dari unit Rachel dan pulang seorang diri.
Diam-diam Tamara membuntutinya sampai tempat parkir. Ia lalu mencatat
plat nomor mobil yang dipakai Bramantyo. Keesokan harinya ia meminta
salah seorang polisi kenalan suaminya, untuk mencari tahu siapa pemilik
plat nomor itu. Tamara akhirnya tahu nama Bramantyo Laksmono, seorang
pengusaha yang sudah beristri dan memiliki dua orang anak.
Tamara
menghubungi isteri Bramantyo yang bernama Marina Sumitro lewat akun
facebook. Ia menceritakan perselingkuhan Bramantyo dengan Rachel di
apartemen Sunset Point. Mereka pun membuat perjanjian. Jika Tamara
melihat Bramantyo mendatangi unit Rachel kapanpun itu, Tamara harus
menghubungi Marina agar wanita itu datang, dan menangkap basah
perselingkuhan mereka.
Saat
itu pun tiba pada hari Rabu malam. Marina berhasil memergoki Bramantyo
saat berkencan dengan Rachel, setelah dihubungi Tamara. Terjadi
pertengkaran hebat, lalu sejak saat itu Bramantyo tak pernah lagi
mengunjungi Rachel di Sunset Point.
* * *
Kamis
pagi, saat akan membuang sampah di teras lantai empat, Tamara melihat
Alan, suami Larasati berbincang-bincang dengan Rachel. Keduanya terlihat
akrab, bahkan sesekali Alan tertawa mendengar cerita Rachel. Tamara
mulai menduga yang tidak-tidak. Namun ia tak langsung menceritakan hal
itu pada Larasati. Kali ini ia bisa menahan diri.
Malam
harinya. Tamara yang lagi-lagi ditinggal suaminya lembur, merasa
kesepian dan mulai bingung harus mengerjakan apa. Ia pun iseng menguping
di tembok kamar. Lagi-lagi ia mendengar desahan, lenguhan, dan jeritan
liar dari kamar Rachel di unit sebelah. Kali ini suara laki-lakinya
terdengar begitu kuat dan penuh nafsu meskipun Tamara tak bisa
mendengarnya secara jelas. Tapi Tamara sangat yakin jika laki-laki itu
adalah Alan, suami Larasati.
“Perempuan jalang!”
Tamara lalu menelepon Larasati. Ia bertanya apakah Alan ada di rumah. “Tidak, suamiku lembur malam ini. Memangnya ada apa?”
Tamara
diam saja, dan tak memberitahu apapun. Ia langsung menutup teleponnya,
dan kembali menguping di dekat tembok, sambil bermasturbasi lagi, sampai
akhirnya ia kelelahan dan ketiduran.
Keesokan
harinya, Tamara terbangun dan melihat suaminya keluar dari kamar mandi
dengan hanya mengenakan celana dalam warna putih. “Kau sudah pulang?
Kapan kau pulang?”
“Shubuh.”
Tamara
lalu bangun dari tempat tidur, dan mengambil segelas air putih di
pantry. Saat berdiri di dekat balkon, Tamara menengok ke kolam renang di
halaman belakang gedung Apartemen Sunset Point. Di sana terlihat Rachel
sedang berenang bersama Larasati, Alan, dan kedua anaknya. Mereka
terlihat akrab. Apalagi saat Rachel berbincang-bincang dengan Alan.
“Larasati, kau bodoh sekali! Pelacur itu dan suamimu sudah berselingkuh, tapi kau tidak menyadarinya? Dasar Tolol!”Ucap Tamara, sambil membanting gelasnya ke lantai.
“Sayang, kau kenapa?”Tanya Marlon, yang kaget.
Tamara diam saja, lalu berjalan mendekati suaminya, dan memaksanya bercinta.
* * *
Pukul
tujuh malam, setelah berbelanja dan makan malam di restoran bersama
suaminya, Tamara pulang seorang diri ke apartemennya karena Marlon harus
kembali ke kantornya. Sampai di unitnya, ia membuka semua tas
belanjaannya. Isinya baju, tas, sepatu, buku, dan aksessoris perempuan.
Ada satu yang paling disuka, yaitu pakaian dalam warna merah, yang
dipilih sendiri oleh Marlon untuknya. Mungkin Marlon agar Tamara
mengenakannya saat mereka nanti bercinta. Meski malam ini Marlon kerja
lembur dan tak pulang, tapi Tamara nekad memakai pakaian dalam itu dan
tidur sendirian di atas tempat tidurnya.
Lalu pukul satu pagi, Tamara terbangun dan melihat kamarnya begitu gelap dan senyap. Bahkan ia bisa mendengar suara detak jarum jam dengan jelas. “Jam berapa ini?”
Tenggorokan
Tamara terasa kering. Tamara lalu bangun dari tempat tidur, dan
mengambil segelas air. Saat sedang minum, lagi-lagi Tamara mendengar
suara desahan, lenguhan, dan jeritan liar dari kamar Rachel di unit
sebelah. Tapi Kali ini Tamara sudah mulai muak mendengar suara-suara
itu. Ia pun ingin mengakhirinya. Buru-buru ia berpakaian lalu keluar
mendatangi unit Larasati.
“Ada apa?”
“Mana suamimu?”
“Alan? Dia di luar kota sejak tadi pagi. Kenapa?”
“Ayo ikut aku! Sekarang!”
Tamara
lalu menelepon dua orang satpam yang berjaga di lobi untuk datang ke
lantai empat. Setelah mereka muncul, Tamara mengajak dua satpam itu
bersama Larasati mendatangi unit Rachel.
“Kenapa kita kesini? Aku gak ngerti.”Tanya Larasati, kebingungan.
“Suamimu ada di dalam sana. Dia sedang bercinta dengan Rachel.”
“Apa? Tidak. Kau pasti mengarang cerita. Suamiku ada di luar kota, dan dia tidak mungkin berselingkuh dengan Rachel.”
“Akan
aku buktikan bahwa kau keliru, Laras. Alan dan Rachel sudah berselingkuh
di belakangmu. Pak Satpam, cepat ketuk pintunya dan suruh Rachel juga
Alan keluar dari unitnya! Cepat!”
Beberapa
penghuni lantai empat lainnya pun keluar karena mendengar kegaduhan
itu. Sementara dua satpam yang dibawa Tamara, terlihat menggedor-gedor
pintu unit Rachel dan menyuruh gadis itu keluar. Dan tak lama kemudian,
Rachel membuka pintu unitnya dan muncul seorang diri, dengan hanya
mengenakan kimono yang transparan.
“Ada apa ini? Kenapa kalian mengganggu tidurku?”Bentak Rachel, marah-marah.
“Mana Alan? Dimana suaminya Larasati kau sembunyikan? Dasar perempuan jalang!”Bentak Tamara.
“Cukup! Suamiku tak mungkin berselingkuh dengan Rachel.”Sela Larasati, yang menangis histeris di belakang Tamara.
Tiba-tiba
muncul Alan, suami Larasati, dari ujung lorong, dan wajahnya terlihat
bingung. Ia berpakaian rapi, lengkap, dan menenteng koper seperti baru
pulang dari perjalanan jauh.
“Laras, ada apa ini?”Tanya Alan, sambil memeluk Larasati.
Sementara itu Tamara terlihat begitu shock.
Matanya nyalang, mulutnya melongo, dan tangannya gemetaran sambil
menunjuk Alan. “Kau ada disini? Bukannya kau selingkuh dengan Rachel?
Lalu siapa yang selingkuh dengan Rachel?”
“Dasar
perempuan gila! Kau sudah sakit jiwa. Sinting. Semua orang sudah kau
racuni dengan perselingkuhan!”Bentak Alan, lalu mengajak Larasati
pulang.
Tamara
kebingungan, dan berbalik. Ia mengamati kimono Rachel yang transparan.
Tamara lalu menarik kimono itu, dan akhirnya ia tahu jika Rachel
mengenakan pakaian dalam warna merah, yang sama persis dengan pakaian
dalam yang dipakai Tamara.
“Tidak. Ini tidak mungkin.”
Tamara
menjerit histeris sambil menarik tubuh Rachel lalu mendorongnya ke
lantai. Setelah itu ia memaksa masuk ke dalam unit apartemen yang dihuni
Rachel. Dan disana ia menemukan Marlon, suaminya sendiri, bersembunyi
di dalam kamar mandi.
“Tidak……..!”
SELESAI
Dapatkan Bonus Special Sampai Akhir Bulan Maret 2017 Menanti Anda Hanya Di Bavetline88
BalasHapusRegistrasi Diri Anda Sekarang Juga Caranya Hanya Cukup Klik Salah 1 Link Dibawah Ini Sekarang Juga :
[WARNING] ( >> Dilarang Kepo Gan << )
Link Bonus 1 : ( Bonus Special )
Link Bonus 2 : ( Get Bonus )
Link Bonus 3 : ( Tarik Bonus )
Link Bonus 4 : ( Ambil Bonus )
Link Bonus 5 : ( Sedot Bonus )
( Link Register )
[18++] Khusus Area Dewasa Masuk Sini :
Link 1. ( 18++ )
Link 2. ( 18++ )
Link 3. ( 18++ )
Link 4. ( 18++ )
Link 5. ( 18++ )